Cari Blog Ini

Sabtu, 30 April 2016

Tegar Hadapi Cobaan


Agar Anda Tegar Menghadapi Cobaan Berat

1. Sadarlah bahwa Anda tidak sendirian, ada Allah bersama Anda.
2. Ingitlah bahwa di balik takdir Allah pasti ada hikmah yang indah.
3. Tidak ada yang memberi kebaikan dan menyelamatkan dari keburukan kecuali Allah, maka jangganlah menggantungkan harapan kecuali kepadaNya.
4. Apapun yang ditakdirkan menimpamu; ia tidak akan meleset darimu. Dan apapun yang ditakdirkan meleset darimu; ia tidak akan menimpamu.
5. Ketahuilah hakekat dunia, maka jiwa Anda akan menjadi tenang.
6. Berbaik-sangkalah kepada Rabb Anda.
7. Pilihan Allah untuk Anda, itu ebih baik dari pada pilihan Anda untuk diri Anda sendiri.
8. Cobaan yang semakin berat, menunjukan pertolongan Allah sevakin dekat.
9. Jangan pikirkan bagaimana datangnya pertolongan Allah, karena jika Allah berkehendak, Dia akan mengaturnya dengan cara yang tidak terlintas diakal manusia.
10. Anda harus berdoa meminta kepada Allah, yang di tangan-Nya ada kunci-kunci kemenangan.

Kalau kita perhatikan, kebanyakan perinsip di atas mengaitkan kita dengan Allah ta'ala.
Karena memang manusia itu makhluk lemah, dan dia tidak akan venjadi kuat kecuali jika mendapakan suntikan kekuatan dari luar, dan tidak ada yang mampu memberiakn kekuatan seperti Allah Azza Wajalla.
Dari sini, kita juga bisa memahami, vengapa semakin orang dekat dengan Allah, sevakian kuat pula jiwanya. Dan mengapa semakin kuat aqidah seseorang, semakin kuat pula kepribadiannya.
Wallahu a'ala..

Ust. Musyaffa Ad Dariny [IslamItuIndah]
#kopi

Kamis, 28 April 2016

Indah Jalan Tauhid Ini


Laa ilaha illallah yang dalam bentuk paling sederhana adalah berarti kalimat tauhid, tauhid meliputi 3 hal, yaitu Tauhid Rubbubiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma' wa Sifat.
Tauhid Rubbubiyah di sebut juga dengan istilah Tauhid ma'rifat atau Tauhid iqtina'Dzati, atau tauhid Ilmi, yakni mengetahui bahwa Allah adalah Sang Pencipta, Pemberi Rizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, dan seterusnya.
Tauhid uluhiyah adalah Tauhid Amal, yakni merealisasikan ilmu yang ada dalam fikiran menjadi bentuk amalam nyata. Memindahkan keyakinan dalam wujud kata² bahwa Allah adalah Yang memberi rizki kedalam amalan nyata.
Bagaimana praktek mentauhidkan Allah dalam amalan anda? Misalnya, jika pimpinanmu, pimpinan perusahaan, atau komandan bataliyonmu, atau pemilik istana tempat engkau bekerja, meminta kamu supaya menghidangkan makanan padanya di siang hari bulan Ramadhan , disini akan dapat diketahui apakah tauhid Rubbubiyah yang engkau yakini wujud dalam amalan nyata atau tidak.
Jika engkau meyakini betul bahwa Allah adalah yang memberi rizki, engkau akan menolak permintaannya dan berkata padanya, "Saya tidak bisa membantu anda dalam kemaksiatan. Itu haram hukumnya." Sebab orang menghidangkan makanan kepada seorang "mufthir" (yang tidak berpuasa)- jika ia bukan seorang nasrani, dibulan Ramadhan, seolah olah ia menyajikan khamar padanya dibulan Ramadhan atau diluar bulan Ramadhan. Yang ini haram dan yang itu juga haram.
Jika saat itu engkau menolak permintaannya, berarti engkau telah memindahkan tauhid Rubbubiyah menjadi Tauhid Uluhiyah, dan memahami dengan sebenarnya bahwa Allah adalah Yang memberi rizki. Adapun jika engkau takut dan berkata, "kalau aku menolak, aku bisa dipecat." Itu maknanya, engkau masih dalam lingkaran Tauhid Nazhari- Tauhid Rubbubiyah. Allah adalah yang menghidupkan dan mematikan. Dari sini akan diketahui betul Tauhid Uluhiyah, yakni dengan melihat sikap seseorang dalam membela din, saat ia dihadapkan dengan keadaan yang nembahayakan keselamatannya.
(Syaikh Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiayah 8)
#kopi

Kisah Inspirasi

Semangat Pagi Sahabat-Sahabat di Indonesia dan Dunia..

Ini kisah inspiratif di dunia nyata,
terjadi pada thn 1892 di Stanford University.
Ada seorang mahasiswa muda berusia 18 tahun yg berjuang utk membayar biaya kuliahnya. Dia seorang yatim piatu, dan tidak tahu ke mana harus mendapatkan uang. Akhirnya dia dapat ide yg cemerlang.
Bersama seorang temannya, ia memutuskan utk menggelar konser musik di kampus guna mengumpulkan uang utk biaya pendidikan mereka.
Konser itu mereka adakan dgn mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewskip. Manajer sang pianis meminta biaya sebesar $ 2.000 untuk konser piano.
Sebuah kesepakatan pun terjadi. Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk membuat konser sukses.
Hari besar tiba. Paderewski akan melaksanakan konser piano di Stanford University.
Tapi sayangnya, si kedua mahasiswa tidak berhasil menjual tiket sesuai target.
Total tiket yg terjual hanya $ 1,600. Keduanya kecewa, Mereka lalu pergi ke Paderewski dan menjelaskan keadaan mereka. Mereka memberikan seluruh uang $1,600, ditambah dgn cek sebesar $ 400. Kedua mahasiswa tsb berjanji utk melunasi cek cepatnya.
"Tidak" kata Paderewski. "Aku tidak dapat menerima." Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata kpd kedua mahasiswa, "Ini uang
$1,600 kalian ambil. Gunakanlah untuk biaya kuliah kalian. Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu kalian bayar!" Kedua mahasiswa terkejut, dan mengucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya.
Bagi Padwrewski, yg dilakukan nya adalah tindak kebaikan yg kecil. Tapi jelas itu menunjuk kan bhw Paderewski seorang manusia yang besar. Mengapa ia harus membantu kedua mahasiswa tsb yg bahkan dia tidak kenal sama sekali ?
Kita semua juga sering menemukan situasi seperti ini dalam hidup kita.
Dan kebanyakan dari kita hanya berpikir "Jika saya membantu mereka, apa yang akan terjadi padaku?"
Kalau seseorang itu benar2 baik dan bijak, dia akan berpikir, "Jika saya tidak membantu mereka, apa yang akan terjadi dgn mereka?".
Orang2 yg baik dan bijak tidak akan melakukannya dengan mengharapkan balasan.
Mereka melakukannya karena mereka merasa itu adalah hal yg benar yg harus dilakukan.
Sebagaimana diketahui, Paderewski kemudian menjadi Perdana Menteri Polandia. Dia seorang pemimpin yg besar, tapi sayangnya ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan. Ada lebih dari 1,5 juta orang kelaparan di negaranya, dan tidak ada uang utk memberi makan mereka.
Paderewski tidak tahu ke mana harus berpaling utk minta bantuan. Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS untuk minta bantuan.
Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, setuju utk membantu dan cepat dikirim berton-ton bahan makanan utk rakyat Polandia yg kelaparan. Akhirnya sebuah bencana dapat dihindari.
Paderewski lega. Dia memutuskan utk pergi bertemu dgn Hoover secara pribadi guna berterima kasih kpdnya.
Ketika Paderewski mengucap kan terima kasih kpd Hoover atas sikap mulianya, Hoover cepat menyela dan berkata, "Anda tidak harus berterima kasih kpd saya, Pak Perdana Menteri. Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya. Beberapa tahun yg lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka...."
Dunia adalah tempat yg indah.
Apa yg terjadi di sekitar kita biasanya datang dari apa yg telah kita lakukan....
Pesan moral kisah di atas:
Pada saat kita ada kesempatan utk membantu sesama, JUST DO IT , Jangan pernah meng- hitung2 soal pahala atau mengharapkan balas budi.
Kita tidak perlu tahu dari mana dan dgn cara apa balasan itu akan datang kepada kita.
#kopi

Dialog yang Membuat Seseorang Tiba-Tiba Jadi Kaya

Dengan langkah gontai, seorang laki-laki datang ke sebuah masjid. Ia ikut shalat berjama’ah Dzuhur siang itu. Satu per satu jama’ah pulang setelah berdzikir dan berdoa, tetapi tidak demikian dengan lelaki itu. Ia menunggu sang imam.
“Wahai Syaikh, bolehkah saya meminta wirid atau amalan yang membuat saya menjadi kaya? Saya ini miskin Syaikh, tidak punya apa-apa. Padahal saya sudah shalat. Sementara tetangga saya tidak shalat. Dia malah kaya raya,” katanya setelah mengucap salam pada ulama tersebut.

“Benarkah engkau miskin dan tidak punya apa-apa?” sang ulama balas bertanya.
“Benar Syaikh”
“Engkau punya dua buah mata. Bagaimana jika sebuah matamu ditukar ke rumah sakit sebelah masjid ini seharga 100 juta?”
Lelaki itu terkejut. Ia berpikir, kok jalan keluarnya seperti ini. Meski ingin kaya, ia tidak mau kehilangan anggota tubuhnya, sekecil apa pun. “Maaf Syaikh, mata saya jauh lebih mahal dari itu.”
“Kalau 500 juta?”
“Tidak Syaikh, mata ini tidak dijual”
“Bagaimana jika 1 milyar?”
“Tidak Syaikh”
“Bukankah hanya satu. Kamu masih punya satu mata lagi untuk melihat”
“Tidak Syaikh, saya tidak bisa membayangkan betapa menderitanya hidup saya jika saya tidak memiliki mata meski hanya sebelah.”
“Kalau begitu, bagaimana jika tanganmu saja. Satu buah tangan saja. Tangan kiri yang diamputasi, untuk disambungkan ke pasien rumah sakit tersebut. Dihargai 100 juta. Mau?”
“Tidak Syaikh”
“Kalau 500 juta?”
“Tidak Syaikh”
“1 milyar?”
“Tidak Syaikh. Bahkan 2 milyar pun saya tidak mau.”
“Kalau begitu, ini tawaran terakhir. Tidak akan mengganggu hidupmu. Manusia itu punya dua ginjal. Sebenarnya, dengan satu ginjal pun seseorang bisa hidup. Bagaimana jika ginjalmu saja yang dijual 100 juta?”
“Tidak Syaikh”
“Kalau 500 juta?”
“Tidak Syaikh”
“1 milyar?”
“Maaf Syaikh, saya tetap tidak mau. Saya tidak tahu apa yang terjadi jika saya kehilangan sebelah ginjal saya”
“Jika demikian halnya. Bukankah engkau ini sangat kaya, saudaraku. Jika sebelah matamu harganya lebih dari 1 milyar, jika satu tanganmu harganya lebih dari 1 milyar, jika sebelah ginjalmu harganya lebih dari 1 milyar, jika jantungmu, paru-parumu, kakimu, hidungmu, lidahmu, telingamu dan semuanya dinilai dengan uang, betapa kaya dirimu. Kekayaanmu lebih dari ratusan milyar. Dan Allah memberikan semua itu gratis.

Andaikan Allah menyuruh kita membayar oksigennya, menyuruh kita menyewa penglihatan dan pendengaran, kita takkan sanggup membayar itu, berapapun uang kita. Allah Maha Rahman; Maha Pemurah dan pengasih, semua hambaNya dikasih, tak pilih kasih. Tapi kita sebagai hamba, jarang bersyukur, banyak melupakan nikmat-nikmatNya. Di surat Ar Rahman Allah mengingatkan kita dengan kalimat ‘fa bi ayyi ‘aalaa-I Rabbikumaa tukaddzibaan’ maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan. Ini diulang 31 kali dalam Surat Ar Rahman. Yang kalau kita tadabburi, Allah Maha Rahman, tetapi kita berulang kali mendustakan nikmatNya…”
Sampai di sini, tak terasa mata laki-laki itu telah basah. Ia baru menyadari betapa kaya dirinya. Ia baru saja menolak transaksi senilai 3 milyar, dari ratusan milyar bahkan trilyunan nilai dirinya. Dan itu adalah nikmat dari Allah yang selama ini ia lupakan.
“Coba kita lihat di rumah sakit sebelah. Orang yang sakit jantung, ia mau membayar berapapun untuk kesembuhannya. Orang yang stroke, ia tak bisa menikmati berapapun kekayaannya. Orang yang kena diabetes akut, ia tak bisa melakukan apa-apa secantik apapun istrinya. Kita ini jauh lebih beruntung daripada mereka. Apalagi mereka yang sakit sekaligus tidak beriman. Sengsara dunia akhirat. Kita punya iman, itu adalah kunci keberuntungan. Kita dikarunuai kesehatan, ini adalah modal besar untuk mendapatkan kekayaan”
Pundak laki-laki itu berguncang, tangisnya semakin menjadi. “Terima kasih Syaikh, kini saya menyadari nikmat-nikmat Allah, dan saya merasa betapa kayanya diri saya”
“Alhamdulillah… selanjutnya, dengan landasan syukur itu, tingkatkanlah ibadah dan ikhtiarmu. Perbanyaklah shalat tahajud, mintalah pada Allah di sepertiga malam terakhir. Adukan semua masalahmu. Jika surga saja diberikan oleh Allah, tentu sangat mudah bagiNya memberikan apapun di dunia ini. Rutinkan shalat dhuha. Dan bersedekahlah. Tentu, rezeki tidak datang seperti hujan uang dari langit. Berusahalah, bisa dimulai dari yang kecil asal engkau lakukan dengan sungguh-sungguh, yang penting halal. Jangan malu jika mulai dari berdagang kecil-kecilan. Hasilnya, manfaatkan sebagian untuk makan, sebagian untuk tambahan modal dan sebagian untuk sedekah.”
Jika tadi lelaki tersebut masuk masjid dengan langkah gontai, kini ia keluar dari masjid dengan langkah tegap. Hatinya dipenuhi dengan syukur, harapan baru, dan semangat baru. Sebab ia sadar, ia adalah orang kaya. Kaya dengan karunia dariNya.
[Muchlisin BK/Kisah Hikmah]
#kopi

Aturan Perdagangan Menurut Nabi Muhammad SAW

Menurut Nabi, peraturan-peraturan berikut harus diperhatikan ketika berdagang: 

1. Penjual tidak boleh berbohong dan menipu pembeli mengenai barang-barang yang dijualnya. Sabda Nabi, “Jika dilakukan penjualan, katakan : ‘tidak ada penipuan’.” (18:10)

2. Pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan, hendaknya diberi tempo untuk melunasinya. Selanjutnya, pengampunan hendaknyadiberikan jika dia benar-benartidak sanggup membayar. Seseorang akan dimasukan ke surga karena pernah berdagang di dunia dan menunjukkan kebaikkan kepada orang-orang, memberi tempo untuk melunasi utangnya, serta membebaskan pembayaran bagi yang sangat membutuhkan (18:2)

3. Penjual harus menjauhi sumpah yang berlebih-lebihan dalam menjual suatu barang. Nabi berkata, “hati-hatilah terhadap sumpah yang berlebihan dalam suatu penjualan. Meskipun meningkatkan pemasaran, ia juga mengurangi berkahnya (18:3)

4. Penjualan suatu barang menjadi sempurna hanya dengan kesepakatan bersama, atau dengan suatu usulan dan penerimaan. Nabi berkata, “keduanya tidak boleh berpisah, keuali dengan kesepakatan bersama (18:9)

5. Penjual harus tegas terhadap timbangan dan takaran. Nabi berkata, “tidaklah suatu kelompok mengurangi timbangan dan takaran, kecuali mereka akan merugi”(26:359w). Kepada para pemilik takaran dan timbangan, Nabi bersabda, “Sesungguhnya kamu telah diberi kepercayaan dalam urusan yang membuat bangsa-bangsa sebelum kamu dimusnahkan (18:64)

6. Orang yang membayar dimuka untuk pembelian suatu barang tidak boleh menjualnya sebelum barang tersebut benar-benar menjadi miliknya. Nabi berkata, “Barang siapa membayar di muka untuk suatu barang, jangan biarkan dia menyerahkan baran gtersebut kepada orang lain sebelum baran gitu menjadi miliknya (18:66)

7. Nabi telah melarang bentuk monopoli dalam perdagangan dengan mengatakan ,”Barang siap melakukan monopoli, maka dia seorang pendosa” (18:67)

8. Harga komoditas tidak ada yang boleh dibatasi. Anas meriwayatkan bahwa pada suatu ketika, pada masa Rasullah, harga-harga melonjak tinggi. Mereka meminta, “Wahai Rasullah, batasilah harga untuk kami.”Nabi menjawab, “Sesungguhnya Allah-lah yang menaikkan harga, membatasi, melimpahkan dan membagikan bantuan makanan.” (18:69).

Ini merupakan suatu keputusan dalam menangani masalah perdagangan besar. Jika harga dibatasi , sehingga tidak ada perusahaan dagang dan niaga, perdagangan dunia akan terhenti. 
sumber : buku "Ensiklopedi Muhammad" pada judul ke-3 "Muhammad Sebagai Pedagang" karya Afzalur Rahman serta Link INI
#kopi 

Rabu, 27 April 2016

Uang Tinggal Dikit, Tanda Akan Datang Lagi

UANG KALO TINGGAL SEDIKIT PERTANDA AKAN DATANG LAGI
Suatu hari istri dari KH. Rahmat Abdullah (Almarhum) mengeluh tentang persediaan uang untuk kebutuhan rumah tangga yang tinggal sedikit ,
Ust. Rahmat pun menjawabnya dengan tenang " Santai aja ibu ..duit kalo tinggal dikit artinya mau dateng lagi "
Subhanallah! ungkapan yang sangat singkat, namun padat, begitulah kelebihan yang Allah berikan kepada para ulama, sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair "خير الكلام ما قل ودل " Sebaik baik perkataan yang sedikit dan argumentatif "
Ungkapan Ust Rahmat mengajarkan kita bahwa uang itu mengisi tempat yang kosong, karenanya jika Allah ingin kembali mengisi dompet kita, kosongkanlah sebagian nya untuk membantu sesama .
Uang itu bagaikan air yang didalam gelas, jika belum kita minum, maka air didalam botol tak akan bisa mengisinya
Uang itu bagaikan air jika ditahan dia kotor ,adapun jika kita melepasnya maka ia akan bersih
Uang itu bagaikan air jika ia ditahan, maka ia akan mencari jalan keluarnya sendiri, karenanya Nabi saw berujar "ما حالطت الصدقة مالا إلا أفسدته "Tidaklah sedekah bercampur dengan harta, melainkan ia akan merusak harta tersebut ".
Ia akan mencari jalan keluarnya sendiri melalui "anak kita yang sakit sehingga harus ke dokter , handphone kita yang hilang, mobil kita yang rusak dan lain lain yang menguras harta kita.
Uang itu seperti udara ,ia selalu mengisi ruang yang kosong, karenanya berbagi dan kosongkanlah, biarlah Allah dengan caranya mengisi kehampaan itu.
 .والله أعلم بالصواب
#kopi