Cari Blog Ini

Kamis, 28 April 2016

Indah Jalan Tauhid Ini


Laa ilaha illallah yang dalam bentuk paling sederhana adalah berarti kalimat tauhid, tauhid meliputi 3 hal, yaitu Tauhid Rubbubiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma' wa Sifat.
Tauhid Rubbubiyah di sebut juga dengan istilah Tauhid ma'rifat atau Tauhid iqtina'Dzati, atau tauhid Ilmi, yakni mengetahui bahwa Allah adalah Sang Pencipta, Pemberi Rizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, dan seterusnya.
Tauhid uluhiyah adalah Tauhid Amal, yakni merealisasikan ilmu yang ada dalam fikiran menjadi bentuk amalam nyata. Memindahkan keyakinan dalam wujud kata² bahwa Allah adalah Yang memberi rizki kedalam amalan nyata.
Bagaimana praktek mentauhidkan Allah dalam amalan anda? Misalnya, jika pimpinanmu, pimpinan perusahaan, atau komandan bataliyonmu, atau pemilik istana tempat engkau bekerja, meminta kamu supaya menghidangkan makanan padanya di siang hari bulan Ramadhan , disini akan dapat diketahui apakah tauhid Rubbubiyah yang engkau yakini wujud dalam amalan nyata atau tidak.
Jika engkau meyakini betul bahwa Allah adalah yang memberi rizki, engkau akan menolak permintaannya dan berkata padanya, "Saya tidak bisa membantu anda dalam kemaksiatan. Itu haram hukumnya." Sebab orang menghidangkan makanan kepada seorang "mufthir" (yang tidak berpuasa)- jika ia bukan seorang nasrani, dibulan Ramadhan, seolah olah ia menyajikan khamar padanya dibulan Ramadhan atau diluar bulan Ramadhan. Yang ini haram dan yang itu juga haram.
Jika saat itu engkau menolak permintaannya, berarti engkau telah memindahkan tauhid Rubbubiyah menjadi Tauhid Uluhiyah, dan memahami dengan sebenarnya bahwa Allah adalah Yang memberi rizki. Adapun jika engkau takut dan berkata, "kalau aku menolak, aku bisa dipecat." Itu maknanya, engkau masih dalam lingkaran Tauhid Nazhari- Tauhid Rubbubiyah. Allah adalah yang menghidupkan dan mematikan. Dari sini akan diketahui betul Tauhid Uluhiyah, yakni dengan melihat sikap seseorang dalam membela din, saat ia dihadapkan dengan keadaan yang nembahayakan keselamatannya.
(Syaikh Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiayah 8)
#kopi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar